“gerakan membaca koran” VS “gerakan membuka internet”

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan mencanangkan gerakan membaca koran massal di kalangan pelajar dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2008 yang dipusatkan di lapangan Tri Lomba Juang Mugas Semarang, Sabtu (9/2). (kompas.com)

Ketua Panitia Pelaksana Daerah (Panpelda) HPN 2008, Sasongko Tedjo di Semarang, Rabu, mengatakan, jumlah peserta pencanangan gemar membaca itu sekitar 10 ribu orang dari kalangan pelajar SMP dan SMA di Kota Semarang. (kompas.com)

ini semua adalah karena berkurangnya minta baca koran oleh masyarakat Indonesia dari 4,5 juta eksemplar menjadi 3,5 juta eksemplar. dan penurunan minat baca tersebut juga terjadi di Amerika.

aku pikir “membaca koran” adalah suatu hal yang positif, jika kita menilik pada filosofi “buku adalah cendela dunia”. membaca buku dalam hal ini adalah identik dengan membaca koran. karena saat ini, selain berita seputar informasi yang berkembang di seputar Indonesia dan Internasional, koran juga banyak yang membahas tentang teknologi dan sains.

bagaimana gerakan membaca diganti dengan gerakan membuka internet. dilihat dari segi harga pembelian kita misalkan membeli koran dengan harga Rp. 2500 dan pergi ke warnet selama 1 jam dengan biaya Rp. 3000. dengan selisih Rp. 500 tersebut akan tetapi informasi yang kita dapatkan jauh lebih dari apa yang tertulis pada koran, bahkan kebanyakan semua jenis koran sudah memiliki website sendiri yang khusus di internet.

dari segi design. koran tercetak dari kertas yang berukuran lebar sedangkan internet terdiri dari seperangakat komputer yang tersambung dengan koneksi internet. memang biaya pembelian seperangkat komputer paling tidak kita harus mengeluatkan kocek Rp. 1.500.000 akan tetapi manfaatnya sangatlah banyak, selain utnuk internet, kita juga bisa membuat gambar dari autocad, bahasa pemrograman lewat komputer. menulis lewat microsoft word dan lain lain.

dilihat dari segi efisien. koran bekas yang selesai terbaca akan bertumpuk dan akan sia sia karena sudah terbaca semua. sedangkan internet, informasi yang sudah kita baca akan bisa tersimpan pada hardisk dan sewaktu waktu kita bisa menari dan melihatnya kembali tanpa bersusah payah, berbeda dengan koran

dari segi biaya langganan. biaya langganan koran berkisar antara Rp. 2500 x 30 hari = Rp. 75.000 selama sebulan sedangkan biaya berlangganan internet sekitarRp. 200.000 ribu selama sebulan. perbedaan biaya yang besar tersebut (Rp. 125.000) aku kira sebanding dengan informasi yang kita dapatkan, bagaimana tidak dari penghujung dunia selatan sampai timur informasi tersebut ada dan detail lengkap dengan gambar berwarna serta menarik ulasannya.

dari segi yang lain juga internet lebih baik daripada koran….

 

 

7 thoughts on ““gerakan membaca koran” VS “gerakan membuka internet”

  1. wennyaulia berkata:

    iyo sih, mas
    cuma risikonya juga gedhe tuh
    buat yang ABG, ada kemungkinan akan disalahgunakan juga…

    eh tapi duit saya segitu juga bakal saya pake buat nge-net daripada buat beli koran :mrgreen:

    btw, masnya nih anak fistek ugm toh?
    angkatan brapa mas?

  2. alfaroby berkata:

    #wennyaulia = fistek UGM angkatan 2003,

  3. Sawali Tuhusetya berkata:

    sudah saatnya pemerintah memfasilitasi internet bagi rakyatnya. dengan cara begitu, gerakan membuka internet jadi merakyat, ndak gaptek lagi. gerakan baca koran pun tetep jalan terus. keduanya bagus kok untuk menambah wawasan. ndak perlu dipertentangkan.

  4. alfaroby berkata:

    #Sawali Tuhusetya = memag benar pak, sudah saatnya pemerintah memfasilitasi, mulai dari tingkat pendidikan sekolah malah lebih bagus. koran juga saya anggap sebagai media yang bagus kok

  5. Nin berkata:

    Alhamdulillah saya mengadopsi dua-duanya…. Koran dan internet secara di rumah gak ada tivi. Kenapa dua-duanya? ya membiasakan anak-anak gemar membaca. Bayangkan kalo anak-anak suka membaca koran (yang kelihatan gak menarik sama sekali), dia akan lebih mudah tertarik untuk membaca yang lain. Internet belum saya kenalkan, nantilah one day… (alasan kalo yang ini… soalnya internetnya dimonopoli emaknya)

  6. alfaroby berkata:

    #Nin = soalnya internetnya dimonopoli emaknya (ha ha ha ha ha ha….) aih… ibu nih… emang benar sih… pengguna internet yang masih di bawah umur >15 tahun) emang harus diawasi… sebab kalau tidak … bisa bisa….tit tit tit

  7. isdiyanto berkata:

    sifat internet dan koran tuh saling melengkapi…
    sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan…
    salam dari: salam dari: http://simpanglima.wordpress.com/

Tinggalkan Balasan ke alfaroby Batalkan balasan