Uwuh adalah sampah.Dan mereka bertebaran leluasa di pelataran bawah makam para raja Mataram di Pajimatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Hari-hari yang diwarnai getaran wibawa peristirahatan wangsa Mataram itu dilalui dengan minuman hangat berbahan cengkeh, pala, secang, jahe, daun salam, rempah-rempah Jawa lainnya. Minuman ini agaknya juga digemari para raja pada saat itu.
Uwuh, atau sampah, memang sebuah idiom untuk menunjuk campur aduknya berbagai rempah-rempah itu dalam sebuah minuman spesifik. Orang jawa selalu bermain-main dengan idiom ini untuk menandai bahwa minuman berjenis unik itu bisa mudah dikenali. Siapa yang tak mengenal sampah, uwuh itu. Tapi dalam konteks ini, uwuh rasanya bikin hangat di badan, segar, sedikit pedas dan akrab.
Pada saatnya, dulu, minuman ini lazim digunakan para prajurit kraton Mataram untuk memulihkan tenaga yang terkuras oleh kerja keras setiap waktu. Mungkin karena itu, lalu ada semacam keyakinan yang berkaitan dengan sugesti. Artinya dengan minuman uwuh itu prajurit Mataram sanggup merawat stamina mereka. Racikan minuman itu, dalam dunia modern saat ini, agaknya memang diyakini sebagai suplemen alami cukup efektif.
Minuman tersebut sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma di Mataram. Kini semua bahan ramuan itu diambil dari kompleks makam para raja itu. Daun cengkeh diambil dari tebaran daun kering di bawah pohon yang tumbuh di makam Sultan Agung.
referensi: Exploring Jogja Volume: 02/2009
foto dari sini
rasanya perlu mencicipi nih….
yap, kalau anda bermain ke daerah imogiri, mampir kesana, tanya orang di sekitar bantul, pasti udah tahu semua, wedang uwuh
Kalo ke jakarta bawa yah..pimgin mencicipi 😆
emm.. kalau gak salah di sana juga di jual ramuan yang siap saji, tinggal di tuang degan air panas aja, InsyaAllah….
namanya aneh & unik. enak ga rasanya???
emm… namanya juga ramuan rempah rempah, anda akan menikmati sensasi luar biasa… hehehhe
fotonya aja udan bikin ngiler, mas. ditambah lagi narasinya. wuih! pasti maknyus bener.
banyak minuman racikan tradisional kita yang berkhasiat, dan ternyata masih digemari hingga kini.
benar banget, minuman itu sampai saat ini masih terus diminati oleh beberapa warga sekitar, bahakan di luar jogjpun banyak yang berkunjung ke sana sekalian ke pemakaman para Raja Mataram…
racikan tradisional dari bahan alami,,,,
Ini ng’bahas soal jogja yach?
yap….. anda benar mas rizal..
Rasanya sama dengan wedang jahe ngak 🙂
ya jelas beda mas, wedang uwuh terasa lebih Top Markotop
Mak nyusss….
heheheh
isinya apa aja tuh?
jangan2 bener2 uwuh..
ya isinya adalah rempah rempah, ada jahe, lengkuas, kunir, dan lain lain…
saya juga belum pernah mencicipi, padahal ketika ke jogja saya melihat ada sebuah warung yang sedia wedang uwuh.
namanya kok jorok ya, uwuh itu khan sampah hi hi hi
memang benar pak sudaryadi, uwuh kalau diartikan adalah sampah, tetapi itu adalah gambaran/kiasan untuk minuman yang bercampur dengan banyak rempah, Jadi, terkesan seperti minuman sampah, gitu..
enak nih buat anget2….
biasanya sama pesen bakmi jawa di warung dibawah pohon yg udah tua itu (lupa nama istilah warungnya apa ya?)
mantap, menikmati sajian dari sudut pandang yang berbeda…
Wah baru tahu ada istilah wedang uwuh ya dari sini.. Begitu ya.. Tampak menarik buat dicoba nih, apalagi klo dingin menyapa pagi..
Tapi sayang di Bandung ga ada. Bikin sendiri aja mungkin? 😀
bener banget, di sana juga disediakan rempah rempah yang bisa di minum di rumah, tinggal diseduh dengan air hangat/panas
salam..
saat ini saya menjual CD cara bertani rempah-rempah yang benar, hanya dengan harga 60 ribu (sudah ongkos kirim).
CD bukan berisi ebook PDF atau paparan data melainkan video interaktif/audio visual bagaimana prakteknyalangsung di lapangan.
dan tersedia juga buku panduannya (berwarna dan bergambar) harga 60 ribu.
jika berminat silahkan hub.saya di 081-911857815 atau email rozi679@gmail.com.
terima kasih